6 Sasando Sasando sebuah alat musik tradisional asal pulau Timor, NTT. Sasando adalah alat musik berdawai yang memiliki keunikan dalam bentuk dan suaranya. Salah satu jenis kekayaan bangsa yang memiliki nilai seni tinggi. Asal tepat dari alat musik ini adalah dari sebuah pulau bernama pulau Rote. Cara memainkannya dengan cara dipetik. 7 Makalahtentang alat musik tradisional ntt Indeed recently has been hunted by consumers around us, maybe one of you. Individuals now are accustomed to using the internet in gadgets to view image and video data for inspiration, and according to the title of the post I will talk about about Makalah Tentang Alat Musik Tradisional Ntt. Tuhanseru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul "MUSIK TRADISIONAL ". Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa Contohalat musik tradisional membranophone adalah a fu b gendang c seruling d sasando Indeed recently has been hunted by consumers around us, maybe one of you. Individuals are now accustomed to using the internet in gadgets to see image and video information for inspiration, and according to the title of the post I will talk about about Contoh Alat Musik Tradisional Membranophone Adalah A Fu 73Alat Musik Tradisional yang Dipukul (Lengkap) June 6, 2022 245 Alat musik tradisional yang dipukul - Cara untuk memainkan alat musik tradisional ada bermacam-macam ada Search Makalah Tentang Covid 19 Terhadap Pendidikan. AGAMA Badan Akreditasi Nasional BANSM Bantuan UMKM Contoh Format Surat Contoh SPPD Contoh Surat Perintah Perjalanan Dinas Covid-19 Fiqih ILMU PENGETAHUAN ALAM Ilmu Pengetahuan Sosial KTSP 2006 KTSP 2013 KURIKULUM Makalah Makalah Bahasa Indonesia Makalah Lengkap Terbaru Makalah Maulid Nabi Makalah Virus Corona/COVID-19 MATEMATIKA Pendidikan Tehyanadalah alat musik gesek yang terbuat dari Kayu jati dengan Tabung resonansi yang terbuat dari batok kelapa, dan dilengkapi Senar.Alat musik tradisional etnis tionghoa ini menghasilkan nada-nada tinggi , biasanya dimainkan dengan alat-alat musik lainnya dalam musik orkes gambang.. Alat musik ini masuk ke Indonesia ketika zaman kolonial Belanda, pada abad ke-18. ABSTRAKTelah dilakukan penelitian tentang identifikasi aspek gelombang bunyi alat musik sasando tradisional dan sasando elektrik. Subjek penelitian ini adalah bunyi alat musik sasando tradisional dan sasando elektrik yang bertipe sasando biola dengan jumlah dawai 32. AlatMusik Harmonis - Assalamualaikum Wr Wb.Alhamdulillah atas izin Alloh SWT serta Ridho dari junjungan Kita Nabi Muhammad SAW, kita dapat berjumpa lagi dalam pembahasan artikel kali ini. Dimana Edmodo.Id akan membahas materi dengan tema mengenai Alat Musik Harmonis Yang Berdasarkan Pengertian, Contoh dan Gambar Lengkap Serta Penjelasannya LulusanInstitut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini sejak tahun 1990-an menulis sejumlah buku teori dasar musik tradisi NTT, seperti teori alat musik sasando, foy doa, ketadomara, knobe, feku, dan heo. Buku Teori Dasar Sasando yang disusun Teedens telah mendapat persetujuan Pemerintah Kota Kupang untuk menjadi bahan muatan lokal di sekolah az1Z0. Alat Musik Sasando – Dalam kesenian musik, terdapat berbagai jenis alat musik, baik alat musik tradisional maupun alat musik modern. Salah satu alat musik tradisional yang datangnya dari Nusa Tenggara Timur, Indonesia berupa alat musik Sasando. Alat musik tradisional Sasando ini sangat populer di kancah budayawan nasional bahkan internasional. Hal ini didukung dengan sejarahnya yang unik, fungsinya yang cukup beragam, bentuk, jenis, dan cara memainkannya pun terbilang khas dan membutuhkan keterampilan. Nah, semua penjelasan mengenai alat musik Sasando akan kita simak bersama-sama pada artikel di bawah ini. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk scroll ke bawah dan simak penjelasannya sampai tuntas. Alat Musik Sasando Alat Musik Sasando Alat musik tradisional Nusa Tenggara Timur yang pertama diberi nama Sasando. Alat musik jenis ini tergolong ke dalam alat musik petik. Alat musik ini merupakan alat musik khas Nusa Tenggara Timur, tepatnya Pulau Rote. Dalam bahasa Rote, alat musik jenis ini dikenal dengan sebutan Sasandu. Sementara dalam bahasa Kupang dikenal sebagai alat musik Sasando. Alat musik jenis ini adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara memetik dengan jari-jemari tangan. Sesuai tradisi masyarakat NTT, Sasando kerap dimainkan untuk mengiringi lagu atau tarian tradisional. Sejak tahun 1960-an, melalui prakarsa Edu Pah, Sasando mengalami modifikasi dari alat musik tradisional menjadi alat musik elektrik. Edu Pah merupakan seorang pakar Sasando di Nusa Tenggara Timur. Sejarah Alat Musik Sasando Awal Penciptaan Sasando Alat musik Sasando mengalami perjalanan sejarah yang cukup unik. Perjalanan sejarah tersebut dapat dibagi menjadi 3 bagian kisah, yakni awal mula alat musik Sasando dengan versi pertama dan versi kedua, kemudian sejarah perkembangan Sasando Biola menjadi Sasando elektrik. Dimana semua kisah sejarah tersebut dapat disimak sebagai berikut Awal Mula Alat Musik Sasando Versi Pertama Terdapat dua versi cerita rakyat. Versi pertama menceritakan bahwa awal mula Sasando ditemukan oleh seorang anak muda yang bernama Sangguana. Ia terdampar di Pulau Ndana. Kemudian ia dibawa ke hadapan raja Takalar yang berdiam di istana Nusaklain. Kebiasaan dari istana tersebut adalah sering diadakan permainan kebak atau kebalai pada malam hari. Permainan ini berupa tarian massal muda-mudi yang dilakukan dengan cara bergandengan tangan membentuk sebuah lingkaran dengan seorang yang berperan sebagai mahamelo atau seorang pemimpin syair yang berada di tengah lingkaran muda-mudi tersebut. Dalam permainan ini Sangguana yang menjadi pusat perhatian karena ia mempunyai bakat seni, tanpa disadari putri raja jatuh hati kepada Sangguana. Kemudian Sangguana bertemu dengan putri raja, Sangguana diminta untuk menciptakan alat musik yang belum pernah ada sebelumnya. Apabila ia berhasil, maka ia berhak mempersunting putri raja. Kemudian, di suatu malam Sangguana bermimpi sedang memainkan satu alat musik yang indah bentuk dan suaranya. Dan ternyata, Sangguana berhasil menciptakan alat musik ini diberi nama Sandu yang memiliki makna yang berani bergetar. Kemudian, sang putri raja memberikan nama alat itu sesuai dengan bahasanya sya, yaitu hitu atau tujuh. Hal ini didasarkan pada jumlah dawai yang terdiri dari 7 dawai yang dapat dimainkan dengan lagu yang dimainkan dinamai depo hitu yang diartikan sebagai dimainkan ketujuh dawai bergetar. Karena dawai tersebut dibuat dari akar pohon beringin yang kemudian diganti dengan usus hewan yang telah dikeringkan. Awal Mula Alat Musik Sasando Versi Kedua Selain cerita versi pertama di atas, terdapat pula cerita versi kedua yang menceritakan tentang kisah dua orang sahabat yaitu Lunggi Lain dan Balok Sama Sina. Kedua sahabat ini kesehariannya bekerja sebagai gembala domba dan penyadap tuak. Suatu ketika mereka sedang membuat haik wadah penampung air tuak yang terbuat dari daun lontar di antara jari-jari dari daun lontar terdapat semacam benang bahasa rote fifik tanpa disengaja fifik atau benang itu dikencangkan kemudian dipetik menimbulkan bunyi yang berbeda, namun benang atau fifik ini mudah putus, dan muncullah ide untuk membuat alat musik Sasando. Dengan adanya kejadian ini mendorong Lunggi Lain dan Balok Sama Sina untuk mengembangkannya, mereka ingin dengan adanya alat musik yang dapat menirukan nada-nada yang ada pada gong. Akhirnya mereka berhasil menciptakan bunyi-bunyian atau nada-nada yang ada pada gong dengan mencukil tulang-tulang dari lembaran daun lontar yang diganjal dengan batang kayu. Kemudian mereka mengalami kelemahan karena nada-nada yang dihasilkan selalu berubah-ubah dan suaranya terdengar sangat kecil. Sehingga lembaran daun lontar diganti dengan bambu yaitu dengan cara mencungkil kulit bambu sebanyak jumlah nada yang ada pada gong yang kemudian diganjal dengan batangan kayu. Ide ini terus berlanjut, kemudian dawai-dawainya diganti dari serat pelepah daun lontar dan ruang resonansinya dibuat dari haik. Perkembangan Sasando Tradisional ke Sasando Elektrik Awal pembuatan Sasando elektrik adalah dengan adanya kerusakan Sasando Biola yang terbuat dari peti kayu milik ibu mertua dari Arnoldus Edon pada 1958. Kemudian ia memperbaiki dan menjadi baik. Dari situlah asal muasalnya Arnold Edon mendapatkan ide dan mulai bereksperimen membuat Sasando elektrik. Edon berpikir bahwa kalau memetik Sasando dengan posisi Sasandonya tertutup dengan daun lontar yang lebar dan bunyinya hanya bisa didengar oleh segelintir orang saja dan petikan serta kelentikan jari-jemari tidak dapat dinikmati atau dilihat oleh orang lain karena tertutup dan terhalangi daun lontar. Alangkah indahnya jika Sasando itu dipetik dan didengar dengan suara yang besar, dapat dinikmati oleh banyak orang dari kejauhan dan petikan jari-jemari yang lemah gemulai dapat dilihat keindahannya, karena Sasando dipetik dengan menggunakan 7 sampai 8 jari. Pada tahun 1958, Arnold Edon menciptakan Sasando elektrik, eksperimen demi eksperimen ia lakukan untuk mendapatkan bunyi yang sempurna dan sama dengan bunyi asli dari Sasando Biola tradisional. Tahun 1959, Arnoldus Edon pergi ke Nusa Tenggara Barat sebagai seorang Kepala Sekolah di Mataram. Dengan bekal ilmu pengetahuan sebagai seorang guru IPA/Fisika, maka pada tahun 1960 Sasando Elektrik ini berhasil dirampungkan dan mendapatkan bunyi yang sempurna sama dengan suara Sasando aslinya. Bentuk sasando elektrik ini dibuat dengan sebanyak 30 dawai. Inilah awalnya Arnoldus Edon membuat sasando listrik yang hasilnya pertamanya langsung dibawa ke Jakarta. Jadi, alat musik Sasando elektrik di buat pertama kali pada waktu Arnoldus Edon masih berada di Mataram. Tahun 1972, Arnoldus Edon bersama keluarga kembali ke Kupang dan di Kota Kupang Sasando elektrik mulai dikenal dan berkembang. dari berita ke berita tentang pembuatan sasando elektrik ini tersiar sehingga banyak teman terutama pemain sasando mulai berdatangan untuk meminta dibuatkan sasando elektrik kepada Arnold Edon. Perlahan-lahan banyak pembeli yang mulai berdatangan dari Indonesia bahkan sampai luar negeri seperti Belanda, Australia, Amerika, Canada, dan Jepang. Alat musik Sasando elektrik mulai mendapatkan perhatian dan pihak pemerintahan daerah NTT, terlebih lagi pada masa kepemimpinan Gubernur NTT dr. Ben Mboi pada tahun 1978-1988. Fungsi Alat Musik Sasando Fungsi Alat Musik Sasando Sasando memiliki suara bervariasi dan khas. Alat musik ini biasa dimainkan untuk musik tradisional, pop, dan genre musik lainnya kecuali musik elektrik. Selain itu, alat musik Sasando juga memiliki beragam kegunaan lainnya. Adapun fungsi alat musik Sasando adalah sebagai berikut Budaya Kebanggaan Indonesia Alat musik Sasando merupakan alat musik tradisional khas Nusa Tenggara Timur yang tidak hanya dikenal sebagai budaya lokal, melainkan juga sudah dikenal sampai mancanegara seperti gitar dan harpa. Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa dengan memainkan Sasando ini kita turut melestarikan budaya bangsa kita sendiri. Media Terapi Menurut sejarah yang beredar bahwa alat musik Sasando dahulu digunakan sebagai alat musik terapi penyembuhan kusta yang banyak menyebar dan diidap masyarakat di Pulau Rote. Media Hiburan Sebagai instrumen kesenian musik, maka tidak jauh-jauh kegunaan alat musik Sasando juga banyak dimainkan sebagai media hiburan masyarakat. Bahkan alat musik tradisional NTT ini juga kerap dijadikan sebagai media wisata bagi masyarakat lokal maupun pendatang. Pengiring Upacara Adat Sebagai alat musik tradisional, alat musik Sasando kerap dimainkan sebagai pengiring upacara adat. Biasanya, instrumen petik ini dimainkan untuk mengiringi upacara adat penyambutan tamu, upacara adat pernikahan, dan acara penting kedaerahan lainnya. Fungsi Finansial Selain bernilai seni yang khas dan unik, alat musik Sasando juga bernilai bisnis. Kenapa tidak? Alat musik yang sudah populer bahkan sampai ke mancanegara ini kerap dijadikan sebagai salah satu media untuk menambah pundi-pundi dan devisa negara. Para pengrajin dapat memproduksi dan menjual Sasando ke pasar. Sementara para pemain Sasando dapat mengajarkan kemampuan bagaimana memainkan alat musik tersebut, bahkan juga dapat menampilkan musik Sasando di berbagai acara. Bentuk Alat Musik Sasando Alat Musik Sasando Alat musik Sasando memiliki bentuk yang cukup unik, yakni terdapat tabung panjang yang terbuat dari bambu khusus. Dan di bagian bawah dan atasnya terdapat cara memasang dan mengencangkan dawai. Sementara di bagian tengah bambu Sasando, terdapat penyangga atau senda untuk merentangkan dawai. Senda ini digunakan untuk mengatur tangga nada. Tangga dan nada ini akan membedakan petikan dawai satu dengan dawai yang lainnya. Sasando juga dilengkapi dengan wadah yang terbuat dari anyaman daun lontar atau haik. Kegunaan wadah ini adalah untuk menghasilkan resonansi getaran yang dapat menimbulkan suara yang dapat didengar. Macam Macam Alat Musik Sasando Alat musik Sasando dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yakni alat musik Sasando Gong, Sasando Biola, dan Sasando Elektrik. Ketiga jenis instrumen ini akan kita bahas bersama-sama di bawah ini. No Alat Musik Sasando 1 Alat Musik Sasando Gong 2 Alat Musik Sasando Biola 3 Alat Musik Sasando Elektrik Electric Sasando 1. Alat Musik Sasando Gong Alat Musik Sasando Gong Jenis pertama dari alat musik Sasando adalah alat musik Sasando Gong. Alat musik jenis ini biasa dimainkan dengan irama gong dan dinyanyikan dalam bentuk syair untuk mengiringi tari, menghibur keluarga yang berduka dan untuk mengadakan pesta. Alat musik Sasando Gong menghasilkan nada pentatonik. Alat musik jenis ini memiliki tujuh dawai yang kemudian berkembang menjadi sebelas dawai. Sejak abad ke-7, Sasando Gong lebih banyak berkembang di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. 2. Alat Musik Sasando Biola Alat Musik Sasando Alat musik Sasando jenis kedua adalah Sasando Biola. Sasando jenis kedua ini memakai putaran dawai senar atau sekrup dawai yang terbuat dari kayu yang dibentuk menyerupai biola. Sejak abad ke-18, Sasando mengalami perkembangan dan inovasi sehingga menjadi Sasando Biola. Sasando Biola lebih berkembang di Kupang. Sasando Biola memiliki nada diatonis dan memiliki bentuk menyerupai Sasando Gong tetapi bentuk bambu diameternya lebih besar dari Sasando Gong dan jumlah dawainya lebih banyak. Setidaknya terdapat 30,32, dan 36 dawai yang melengkapi alat musik Sasando Biola ini. Berdasarkan bentuknya, Sasando Biola dibedakan menjadi dua, yakni Sasando dengan bentuk ruang resonansinya terbuat dari daun lontar dan Sasando dengan bentuk ruang resonansinya terbuat dari kotak atau peti papan. Namun, Sasando Biola yang terbuat dari kotak tidak mengalami perkembangan signifikan. Hal ini dikarenakan dianggap kurang praktis, seperti pada saat pengeteman nada mengalami kesulitan, sekrup kayu harus diputar dan diketok untuk bisa mendapatkan nada-nada yang pas dan indah. Kemudian, putaran dawai Sasando Biola diganti dengan sekrup besi yang lebih mudah diputar dengan memakai kunci Sasando pada saat pengeteman nada. Sasando Biola memakai daun lontar lebih mengalami perkembangan signifikan dibandingkan Sasando dari kotak, karena Sasando Biola dengan bahan daun lontar lebih terkesan unik dan natural. Maka tidaklah heran, Sasando jenis ini dikenal sebagai Sasando tradisional. Ciri khas dari Sasando Biola ini adalah terdapat hiasan mahkota daun lontar yang berjumlah 7 mahkota di bagian kepala Sasando. Mahkota ini bermula dari Sasando Gong yang mempunyai 7 dawai. Dan alat musik Sasando Biola ini banyak dijumpai di Kupang. 3. Alat Musik Sasando Elektrik Electric Sasando Alat Musik Sasando Elektrik Alat musik Sasando jenis ketiga dikenal dengan sebutan Sasando elektrik. Sasando jenis ini merupakan hasil perkembangan dari Sasando Biola tradisional yang kemudian menjadi Sasando modern. Sasando elektrik ini pertama kali diperkenalkan oleh Arnoldus Edon. Ia membuat perkembangan dari kelemahan yang didapati pada Sasando tradisional yang dimana daun lontar mudah pecah dan pada saat musik hujan sering timbul jamur di atas permukaan daun. Hal ini sehingga mempengaruhi perubahan suara dan ketika dipetik suaranya menjadi semakin mengecil. Sasando jenis elektrik ini diciptakan Arnoldus Edon dengan tidak dilengkapi wadah dari daun lontar atau bahan tradisional lainnya. Hal ini dikarenakan Sasando elektrik tidak lagi membutuhkan ruang resonansi yang berfungsi sebagai wadah penampung suara. Bunyi yang dihasilkan dawai Sasando langsung dapat diperbesar melalui alat pengeras suara. Cara Memainkan Alat Musik Sasando Cara Memainkan Alat Musik Sasando Secara umum alat musik Sasando dimainkan dengan cara dipetik. Sasando biasanya dimainkan menggunakan kedua tangan dari arah yang saling berlawanan. Tangan kanan digunakan untuk memainkan akord, sedangkan tangan kiri digunakan untuk memainkan bass atau melodi. Dalam permainan alat musik Sasando, dibutuhkan teknik dan harmonisasi agar menghasilkan suara yang merdu. Orang yang memainkan Sasando membutuhkan latihan dan keterampilan dalam memetik alat musik jenis ini. Sebab, keterampilan tangan akan berpengaruh pada tempo dan suara yang dihasilkan. Penutup Alat Musik Sasando Demikian penjelasan mengenai alat musik Sasando khas Nusa Tenggara Timur. Semoga dengan menyimak artikel ini tidak hanya menambah wawasan kita, melainkan juga semakin menambah rasa bangga dan turut melestarikan alat musik tradisional milik Indonesia. Alat Musik Sasandosumber referensi Indonesia memiliki beragam alat musik tradisional yang memiliki karakteristik dan suara yang unik. Salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Timur adalah sasando. Sasando merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu dan rotan yang disebut dengan daun pandan. Alat musik ini memiliki suara yang lembut dan bisa dijadikan sebagai alat musik solo atau ensemble. Sejarah Sasando Sasando berasal dari daerah Rote, Nusa Tenggara Timur. Konon, alat musik ini ditemukan oleh seorang pemuda bernama Ola Messa. Saat itu, Ola Messa sedang bertapa di sebuah gua dan melihat seekor burung yang sedang mematukkan paruhnya pada sejenis tanaman. Ola Messa kemudian memetik daun tanaman tersebut dan mencobanya untuk dijadikan sebagai alat musik. Hasilnya, ia berhasil menciptakan alat musik yang unik dan disebut dengan sasando. Bentuk Sasando Sasando memiliki bentuk yang unik dan menarik. Sasando terbuat dari bambu yang dibentuk seperti keranjang dan diikat dengan rotan. Bambu yang digunakan untuk membuat sasando biasanya berasal dari bambu hitam atau bambu petung. Sasando juga dilengkapi dengan 32 hingga 56 senar yang terbuat dari serat daun pandan atau dawai. Cara Memainkan Sasando Untuk memainkan sasando, pemain harus duduk di atas lantai dengan kaki bersila. Sasando diletakkan di depan pemain dan disangga dengan bantalan atau kain. Pemain kemudian memetik senar sasando dengan jari tangan kanan dan mengatur nada dengan jari tangan kiri. Sasando bisa dimainkan sendiri atau bersama dengan alat musik lain seperti gong, kendang, dan biola. Perkembangan Sasando Sasando telah berkembang di Indonesia dan menjadi salah satu alat musik tradisional yang terkenal. Sasando juga sering digunakan dalam pertunjukan tari tradisional dan musik daerah. Saat ini, sasando juga sudah diproduksi dengan menggunakan bahan-bahan modern seperti kayu dan logam untuk meningkatkan kualitas suara dan daya tahan. Kesimpulan Sasando merupakan salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Sasando memiliki suara yang lembut dan unik sehingga mampu memikat pendengar. Sasando juga memiliki bentuk yang unik dan menarik serta cara memainkan yang berbeda dengan alat musik lainnya. Saat ini, sasando sudah menjadi salah satu alat musik yang terkenal di Indonesia dan diproduksi dengan menggunakan bahan-bahan modern untuk meningkatkan kualitasnya. Lifestyle Alat musik Sasando berasal dari Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur NTT. Alat musik ini merupakan hasil kebudayaan masyarakat lokal yang sudah dikenal sampai mancanegara. Sasando merupakan alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini hampir mirip dengan kecapi dan harpa. Namun, sasando memiliki suara yang khas. Cara Memainkan Alat Musik Sasando Mengutip dari laman cara memainkan alat musik ini dipetik. Sasando biasanya dimainkan memakai kedua tangan dari arah berlawanan. Tangan kanan dipakai untuk memainkan akord, semantara tangan kiri untuk memainkan bass/melodi. Sasando membutuhkan teknik dan harmonisasi supaya menghasilkan suara yang merdu. Orang yang bermain sasando butuh latihan dan keterampilan dalam memetik alat musik ini. Ketrampilan tangan akan berpengaruh pada tempo dan suara yang dihasilkan sasando. Fungsi Alat Musik Sasando Sasando memiliki suara bervariasi yang unik. Alat musik ini bisa digunakan untuk musik tradisional, pop, dan genre musik lainnya kecuali musik elektrik. Dari jurnal berjudul “Transmisi Alat Musik Sasando Sebagai Media Seni Budaya Di Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur” berikut fungsi alat musik Sasando 1. Menjadi kebanggaan bangsa Indonesia Alat musik khas NTT ini dikenal sampai mancanegara seperti gitar dan harpa. Sasando bisa digunakan sebagai alat musik melodis dan harmonis. Satu orang pemain Sasando bisa menghasilkan paduan nada indah. 2. Terapi Menurut sejarah, Sasando dulunya menjadi alat musik terapi penyembuhan kusta yang menyebar di pulau Rote. 3. Fungsi Hiburan Sasando digunakan sebagai media hiburan dan wisata masyarakat. 4. Upacara Adat Sasando merupakan alat musik tradisional yang digunakan sebagai upacara adat. Sasando digunakan untuk upacara adat penyambutan tamu, pernikahan, dan acara lainnya. 5. Fungsi Finansial Sasando bisa dijadikan media untuk mendapatkan uang dan menambah devisa negara. Pengrajin bisa memproduksi dan menjual sasando ke pasaran. Selain itu pemain Sasando bisa mengasilkan kemampuan mengajar dan menampilkan musik di berbagai acara. Bentuk Sasando Bentuk sasando cukup unik, yaitu tabung panjang yang terbuat dari bambu khusus. Di bagian bawah dan atas terdapat cara memasang dawai. Bagian atas ini berfungsi untuk mengencangkan dawai. Di bagian tengah bambu, terdapat penyangga senda untuk merentangkan dawai. Senda berfungsi mengatur tangga dan nada. Tangga dan nada ini akan menghasilkan petikan dawai berbeda. Bagian wadah terbuat dari anyaman daun lontar atau haik. Fungsi wadah yaitu menghasilkan resonansi getaran yang menimbulkan suara. Sejarah Sasando Kata Sasando berasal dari bahasa Rote "Sasandu" yang artinya bergetar atau berbunyi. Alat musik ini digunakan untuk pengiring membaca syair, pernikahan, tarian tradisional, dan menghibur keluarga yang berduka. Ada beberapa versi cerita tentang sejarah alat musik Sasando. Salah satu cerita populer adalah kisah Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana. Sangguana kemudian jatuh cinta pada putri raja, namun sang Raja memberi syarat untuknya. Syarat tersebut adalah membuat alat musik yang berbeda dengan alat musik lainnya. Sangguana menyetujui persyaratan tersebut. Kemudian dia bermimpi memainkan alat musik yang indah dan bersuara merdu. Akhirnya Sangguana membuat alat musik tersebut yang diberi nama Sasando. Alat musik itu diserahkan pada Raja. Ketika mendengar suara petikan merdu tersebut, sang Raja kagum dengan alat musik buatan Sangguana. Akhirnya sang Raja menyetujui pernikahan putrinya dengan Sasando Sanggana yang dikenal sekarang berdawai tujuh. Dawai tersebut dibuat dari akar pohon Beringin. Kemudian diganti menjadi usus hewan yang sudah dikeringkan. Berkembangnya alat musik yang dipetik seperti gitar dan biola, membuat bahan sasando berubah. Sasando menggunakan senar kawat untuk dawainya. Menurut cerita, proses pembuatan Sasando mengalami perubahan. Awalnya, musik Sasando memiliki nada yang disesuaikan seperti alat musik gong. Jumlah dawai awalnya 7 berubah menjadi 9 dan 10. Cerita lain menyebutkan penemu Sasando berawal dari dua orang sahabat. Sahabat tersebut adalah Lunggi Lain dan Balok Ama Sina. Mereka adalah penggembala domba yang kemudian membuat sasando. Awalnya mereka menemukan wadah penampung air tuak yang terbuat dari daun lontar. Kemudian mereka mengubah lembaran daun lontar menjadi semacam benang atau fifik dalam bahasa Rote. Benang tersebut dikencangkan kemudian dipetik. Ternyata benang tersebut menghasilkan suara. Tetapi fifik tersebut mudah putus. Akhirnya Lunggu dan Ama Sina mengembangkan benang untuk alat musik petik mereka. Hasilnya suara Sasando dulu hampir mirip dengan suara gong. Jenis Sasando Ada dua jenis Sasando yaitu Sasando Gong dan Sasando Biola, berikut penjelasannya 1. Sasando Gong Jenis Sasando ini terbuat dari daun lontar yang utuh dan dibentuk melengkung. Tempat senar dibuat dari batang bambu, kayu berbentuk segitiga sebagai penyangga senar, dan tali senar nilon untuk alat petik penghasil bunyi. Tali senar nilon ini bisa menghasilkan nada yang bervariasi dan merdu. 2. Sasando Biola Alat musik ini merupakan sasando modifikasi namun masih mempertahankan bentuk aslinya. Bagian yang dimodifikasi adalah jumlah tali senar pada dawai. Dahulu sedangkan Sasando Biola memakai garis tengah bundaran pada daun lontar. Potongan kayu Senda dipakai untuk mengganjal tali senar. Itulah penjelasan mengenai alat musik tradisional Sasando dari NTT. Alat musik ini menghasilkan suara merdu dan memiliki sejarah menarik.